Skip to main content

SEJARAH TKIT NF

TKIT Nurul Fikri di bawah Yayasan Pendidikan dan Pemberdayaan Nurul Fikri, berkhidmat untuk ikut dalam pencapaian pembangunan nasional dan visi misi kota Depok lewat kiprahnya pada bidang pendidikan yaitu mengusung visi lembaga: Menjadi sekolah Islam terbaik dalam melahirkan generasi pemimpin dan ulul albab.
TKIT Nurul Fikri dibentuk pada tahun 1993 berawal dari satu kelas di paviliun masjid SDIT Nurul Fikri telah berkembang hingga sekarang menjadi 13 lokal dengan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai.
TKIT NURUL FIKRI mengikuti penilaian akreditasi sekolah dan Alhamdulillah mendapatkan nilai “A”.
Ciri Khas TKIT Nurul Fikri

Sosiodrama Sirah

Pembelajaran sirah, kisah teladan maupun kisah perjuangan, di TKIT Nurul Fikri disampaikan dengan berbagai metode. Setiap pekan, anak-anak mendapatkan sirah atau kisah teladan/perjuangan. Dalam menyampaikan sebuah kisah tersebut yang dilakukan adalah: Pertama anak-anak mendengarkan dengan dibacakan cerita, baik dengan buku maupun dengan wayang/gambar di dalam kelas.
Pekan kedua setelah menyampaikan cerita kisah teladan, guru melakukan drama (dramatisasi) oleh guru di kelas masing-masing. Setelah bercerita dan dramatisasi guru, kisah teladan di tampilkan lagi dengan dramatisasi guru dan anak berkolaborasi memerankan kisah tersebut. Tiga pekan berturut-turut anak-anak telah menikmati kisah yang penuh dengan keteladanan tersebut. Terakhir, anak-anak menyaksikan drama kolaborasi antara guru dan beberapa siswa dalam sebuah drama kolosal yang diperankan oleh beberapa anak dan beberapa guru dalam satu level yang terdiri dari 3 kelas. Acara tersebut, biasanya kita namakan sebagai Assembly sirah.
Sirah yang pernah disampaikan di TKIT Nurul Fikri diantaranya adalah Kisah Nabi Muhammad S.A.W ( Kelahiran, bersama pengemis buta), Nabi Ibrahim A.S, Nabi Ismail A.S, Nabi Nuh A.S, Shaumnya keluarga Ali R.A, Mush’ab bin Umair, Tiga Orang Bani Israel yang menderita sakit, Kejujuran Gadis Penjual Susu, dll. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat meneladani, mengambil ibrah/pelajaran ataupun minimal dapat menceritakan kembali kisah dari para sahabat, salafusshalih maupun para pejuang kemerdekaan Indonesia.