Skip to main content

Menemani siswa/i mengikuti perlombaan menjadi rasa tersendiri dalam aktivitas saya sebagai guru. Mereka memperlihatkan rasa senang, gugup, khawatir, takut, semangat, penuh antusias bercampur baur menjadi satu, dalam perjalanan menuju tempat perlombaan.

Kali ini saya menemani siswa dalam perlombaan cerdas cermat sains Al Qur’an serta story telling.

Ada satu anak yang sungguh memikat hati saya, ia tampan, pintar, cerdas pastinya karena bisa mewakilkan lomba. Anak ini senantiasa memberikan senyum terbaiknya, menyapa orang dengan ramah, berkenalan dengan banyak orang yang baru saja dikenalnya.

Anak ini, sepanjang perjalanan tak ada kata-kata buruk keluar dari lisannya. Anak ini, mengusap, memeluk, membuat jokes demi menyemangati adik kelasnya yang kalah dalam perlombaan. Pribadi yang luar biasa saya pikir, paket komplit. Semoga Allah senantiasa mengiringinya.

Terlepas dari gelar juara yang mereka raih atau tidak. Di sana saya belajar banyak dari mereka.

Semua pemenang bermuara pada satu hal yaitu kemampuan mereka mengatur akhlaknya. Berikut adalah beberapa akhlakul karimah yang dapat mendukung mental juara :

  • Bekerja Keras

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita perlu berusaha sekuat tenaga. Contohnya Belajar dengan sungguh – sungguh.

Dalam salah satu hadits Rasulullah bersabda “Tidak ada satu makanan pun yang dimakan seseorang yang lebih baik daripada makanan hasil usahanya sndiri” (HR Bukhari dan Nasa’i)

  • Memiliki rasa percaya diri

Orang yang percaya diri itu adalah mereka yang yakin atas kemampuan mereka sendiri, mereka juga memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan itu tidak terwujud. Orang-orang percaya diri ini tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.

  • Menghindari Keraguan

Kebanyakan orang mungkin akan berpikir puluhan kali bahkan menghindar saat menghadapi sesuatu yang membuat mereka ragu. Terkadang kita perlu membuat keraguan tersebut itu sebagai tantangan yang harus kita hadapi. Kita bisa melakukan hal-hal yang kita rasa belum siap kita lakukan. Ini dapat menjadi salah satu cara untuk berkembang.

Ketika muncul momen berpikir bahwa saya tidak yakin bisa mengerjakannya, kerjakan saja secara maksimal. Berhasil atau tidaknya, menurut saya itu adalah sebuah terobosan. Kita akan banyak belajar dari hal tersebut.

Namun bukan tergesa – gesa ya, tetap rencanakan dengan baik segala persiapannya. Dan jangan ragu.

  • Memiliki waktu untuk hobinya

Setiap orang jika melakukan hal berulang-ulang tentunya akan ada satu titik dimana ia merasa jenuh. Nah, untuk mengembalikan kinerja yang baik, kita perlu melakukan hobi yang bisa merelaksasi pikiran dan fisik kita. Hobi crafting membuat saya melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Sehingga membantu saya kembali terjun pada pekerjaan dengan semangat baru

  • Berpikir kreatif dan inovatif

Salah satu tercetusnya pemikiran kreatif dan inovatif, adalah ketika kita berusaha mencari solusi dari masalah yang kita hadapi, contohnya membuat plan A tidak berhasil, plan B, Plan C dan seterusnya.

Terbiasa menghadapi tantangan, berani mengambil resiko dan menghadapinya, menurut saya hal yang paling “terang” untuk mengetahui apakah orang tersebut kreatif dan inovatif dalam pekerjaan.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS [3]: 110)

Itu adalah ayat yang jelas, ayat yang secara tegas Allah turunkan kepada manusia untuk selalu mencari cara, inovasi, kreatifitas dalam berbagai gerakan perubahan perbaikan akhlak, perbaikan umat.

Allah tekankan untuk mencegah, menghapus bahkan menghilangkan berbagai kemungkaran dan maksiyat dengan kesanggupannya masing-masing.

Semoga anak-anak kita, anak-anak didik kita memiliki mental juara. Sebelum mereka melakukannya dan mengungguli kita, mari kita mulai duluan. Berani??

Author : Reni Sundari S.Pd

Leave a Reply